TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan Indonesia tidak perlu khawatir dengan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dipatok mencapai 5,7 persen. Sebab, anggaran tersebut diperlukan untuk mendorong perekonomian.
Bahkan, ia mengatakan apabila tahun depan investasi swasta dan ekspor belum pulih, pemerintah perlu mempertahankan defisit tersebut tetap tinggi.
Meski begitu, ia juga memperhatikan soal utang akibat defisit tersebut. "Kalau ada kekhawatiran utang, saya juga khawatir. Saya termasuk orang yang sangat tahu mengenai pentingnya disiplin fiskal," ujar Chatib dalam webinar, Kamis, 25 Maret 2021.
Tapi Chatib kemudian mengingatkan bahwa sejarah menunjukkan pemerintah telah berpengalaman berhasil menekan rasio utangnya. "Jangan lupa pada 1999 kita punya rasio utang terhadap PDB itu 120 persen," ucapnya.
Meski mengalami rasio utang terhadap PDB sebesar 120 persen pada 1999, Chatib mengatakan ketika aturan fiskal diimplementasikan pada 2014, rasio utang terhadap PDB Indonesia kembali menipis ke 23 persen. "Artinya kita bisa me-manage utang itu. Nanti kalau situasi kembali normal."